Kamis, 15 Januari 2015

KESEHATAN GIGI DAN MULUT



Gigi merupakan organ yang sangat penting, yaitu memiliki fungsi untuk mekanis pencernakan makanan dan fungsi estetika (keindahan/kecantikan). Gigi yang letaknya di mulut mempengaruhi juga dengan konteks komunikasi dengan orang lain. Mulut yang tidak terawat mengakibatkan munculnya bau tidak sedap (busuk) yang sangat menggangu ketika berkomunikasi dengan orang lain. Mengakibatkan hilangkaqn rasa percaya diri dan rasa malu. Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting karena jika tidak berbagai masalah kesehatan seputar gigi dan mulut dapat muncul kapan saja. Misalnya sakit gigi, masalah gigi berlubang,gusi bengkak dan sebagainya.

Masalah mulut yang biasa muncul adalah bau mulut tak sedap, sariawan hingga sakit tenggorokan. Semua itu adalah akibat dari kita yang tidak memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut. Untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat tidak harus mengeluarkan biaya mahal. Jika Anda pernah membaca artikel mengenai cara mengobati sakit gigi dan mengobati sariawan secara tradisional, tentu anda tahu bahwa banyak bahan-bahan alami yang bisa membuat kita sehat.

Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bisa Anda lakukan seperti berikut :

1. Hindari kopi, teh dan alkohol berlebihan

Kopi dan teh sebenarnya boleh saja dikonsumsi dan tidak akan merusak kesehatan gigi jika dikonsumsi secukupnya saja. Namun jika berlebihan, bukan hanya kesehatan gigi yang terancam namun juga lambung dan bagian tubuh lainnya. Sementara itu, meminum alkohol berlebihan akan membuat mulut kering dan berbau tidak sedap.

2. Rajin membersihkan gigi
Jika anda ingin memiliki gigi yang sehat maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan gigi secara rutin dan benar. Menyikat gigi yang benar minimal dua kali sehari dapat membantu anda menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.

Bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar? Akan saya berikan informasinya di lain kesempatan.

3. Konsumsi buah-buahan

Buah-buahan mengandung serat serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi. Kandungan serat dalam buah-buahan bertindak sebagai sikat gigi alami yang membersihkan sisa-sisa makanan sekaligus mengusir bakteri di mulut.

Buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, jambu biji, stroberi dan buah kiwi juga dapat membantu memperkuat gusi.

4. Konsumsi sayuran

Seperti buah-buahan, sayuran mengandung serat alami yang mampu membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan dan flak. Selain itu, sayuran yang mengandung vitamin A seperti wortel, brokoli dan labu membantu pembentukan lapisan email gigi.

5. Biji bunga matahari dan biji wijen

Biji buna matahari dapat membantu mencegah bau mulut. Sedangkan biji wijen berguna untuk menghilangkan plak pada gigi. Wijen juga mampu memperkuat tulang dan gigi karena kandungan kalsiumnya.

6. Susu dan produk olahannya

Susu dikenal sebagai minuman yang mengandung kalsium tinggi, dan hal itu benar adanya. Bahkan bukan cuma susu, semua produk olahannya seperti yogurt dan keju juga mengandung kalsium yang baik untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi.

7. Air lemon

Air jeruk lemon mengandung asam sitrat yang mampu membuat gigi tampak leih putih berkilau. Untuk mendapatkan khasiatnya, rajinlah menyikat gigi menggunakan air lemon yang dicampur dengan garam secukupnya.

8. Flossing

Jika dilakukan dengan benar, flossing dapat membantu anda membersihkan sisa-sisa makanan yang terselip diantara gigi dan gusi. Jadi jangan takut selama hal tersebut dilakukan dengan benar dan oleh ahlinya.

9. Kebersihan sikat gigi

Menjaga bersihan sikat gigi sebagai alat pembersih gigi juga penting. Ganti sikat gigi minimal 2 bulan sekali dan jauhkan sikat gigi dari toilet.

10. Produk pemutih gigi

Tidak ada salahnya mencoba produk pemutih gigi yang sekarang banyak dijual di pasaran. Namun, akan lebih baik jika anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda. Baca juga artikel sebelumnya mengenai cara memutihkan gigi secara alami. Selain menggunakan cara-cara diatas untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, Anda juga perlu memeriksakan gigi Anda ke dokter minimal 6 bulan sekali. Serta jangan lupa menjaga asupan kalsium harian Anda.

Untuk lebih tepatnya penanganan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya melakukan pemeriksaan secara rutin atau berkala ke dokter gigi, sehingga setiap gejala penyakit ataupun kerusakan pada gigi dapat segera diatasi.




Sabtu, 14 September 2013

CARIES DENTIS

Lubang gigi (caries dentis) 

Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding bagian tubuh yang lainnya. Dengan struktur yang berlapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, pembuluh getah bening dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, apabila gigi tidak memperoleh perawatan semestinya, maka mudah sekali mengalami kerusakan.

 Lubang pada gigi (Caries Dentis) merupakan proses kerusakan gigi yang diawali dengan adanya penumpukan sisa makanan pada permukaan gigi yang disebut 'food debris'  yang lama kelamaan akan menebal disebut 'plak', dan akhirnya akan mengeras seperti karang yang disebut 'karang gigi'. Jutaan kuan didalam mulut kita senang sekali berkumpul di dalam karang gigi ini. Mereka akan mengeluarkan asam yang dapat mengeluarkan asam yang dapat membusukkan gigi dan membuat gigi menjadi berlubang yang disebut 'caries'.

Banyak faktor yang menyebbkan terjadinya caries, antara lain:

  • Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak lagi kental mempermudah terjadinya caries.
  • Adanya bakteri / kuman dari jenis Strepcoccus dan Lactobacillus.
  • Makanan yang kita konsumsi yaitu makanan yang manis, mudah lengket dan menempel pada gigi seperti permen, cokelat, kue, dan lain-lain.
  • Kesadaran akan pemeliharaan kesehatan gigi yang  menentukan tingkat kebersihan mulut.
(drg. Hellen Amalia, Sp.KGA)

RAMPANT CARIES / BABY BOTTLE CARIES



Rampant Caries / Baby Bottle Caries 
pada anak-anak. 


Rampant Caries disebut juga Baby Bottle Caries atau dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah 'Gigis'  adalah caries yang biasa terjadi pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan menghisap susu botol hingga tertidur.

Ciri khas caries ini pada awalnya tampak adanya bercak-bercak kuning kecoklatan bahkan sampai menghitam, khususnya pada gigi-geligi depan atas. Lama kelamaan gigi-geligi yang berubah warna itu akan berlubang dan hancur dengan sendirinya serta menimbulkan rasa ngilu/ sakit gigi.

Hal ini terjadi akibat penumpukan susu pada gigi depan atas si anak yang diminum menjelang tidur bahkan sampai tertidur. Para orang tua seringkali tidak menyadari hal ini atau mungkin mereka mendapatkan kesulitan untuk membersihkan sisa susu yang masih menempel karena takut membangunkan si anak dari tidurnya.

Akibat yang ditimbulkan oleh rampant caries :

  1.  Rasa ngilu / sakit spontan pada gigi yang caries
  2. Kesulitan pengunyahan
  3. Kesulitan pengucapan kata, terutama yang mengandung huruf konsonan seperti : S, F, V, W, T dan H, sehingga kemampuan bicara terganggu. 
  4. Penampilan wajah anak yang kurang baik
Penyakit ini mengenai hampir semua kelompok sosial ekonomi. Anak-anak yang sulit tidur biasanya menjadikan botol susu sebagai kompensasi mendapatkan ketenangan. Botol susu ini biasanya selain berisi susu, bisa juga berisi cairan fermentasi karbohidrat lainnya seperti juice dan vitamin C.

Pencegahan penyakit  ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
  1.  Bersihkan gigi anak terutama bagian depan atas dengan sapu tangan / handuk kecil basah, setiap kali anak selesai menghisap botol sampai tertidur.
  2. Bila anak sudah berusia 1 tahun, hentikan kebiasaan menghisap susu dengan botol dan mulai menggantinya dengan gelas / cangkir susu. Kebanyakan bayi bisa memegang cangkir susu sejak usia 6 bulan.
  3. Batasi makan makanan yang mengandung gula dan bentuknya lengket, seperti permen, cokelat, biskuit, kue, dan lain-lain.
  4. Ganti cemilan anak dengan buah-buahan yang berserat dan banyak mengandung air seperti apel, pir, jeruk, semangka, dan lain-lain.
  5. Beri air putih pada anak setiap selesai makan apa saja (kalau bisa derngan berkumur).
  6. Ajarkan dan temani anak untuk menyikat giginya, terutama sebelum tidur malam.
  7. Biasakan anak mengunjungi dokter gigi sejak awal dan lanjutkan kunjungan berkala setiap 6 bulan sekali.
  8. Gigi anak yang sudah terlanjur mengalami caries perlu diperbaiki dengan penambalan atau pembuatan mahkota/gigi palsu anak.
Menghilangkan kebiasaan mengisap susu botol pada anak perlu dilakukan secara bertahap, dimulai dengan mengurangi jumlah kandungan gula / susu dalam botol atau mencairkan juice-nya, yang dilakukan beberapa minggu sampai akhirnya menghilangkan botolnya segera. Kemudian ajarkanlah anak dan berikanlah pengertian untuk beralih menggunakan gelas atau cangkir susu.

Biasanya para orang tua akan mengalami kesulitan dalam menghilangkan kebiasaan ini karena si anak akan tetap meminta botol susunya. Bahkan kadang mereka tidak tega untuk menghentikan kebiasaan anak menghisap botol susunya, karea dianggap ketenangan psikis anak akan terganggu.

Perasaan seperti ini perlu dipertimbangkan kembali demi kebaikan buah hati kita sendiri nantinya, khususnya demi kelangsungan kesehatan giginya.

(drg. Hellen Amalia, Sp. KGA)

BRUXISM

 Taukah   anda   istilah  Bruxism, atau dalam bahasa Jawa :   ” KEROT/ KERAT ” ? atau, pernahkah anda mendengar suara berisik/ gemeretak dari gigi-geligi anak anda yang sedang tertidur pulas?. Apabila anda mengetahui dan menyadari terjadinya hal tersebut pada anak anda, maka waspadailah dengan segera!
            Tujuan dari penulisan artikel ini untuk memberikan informasi ilmiah mengenai Bruxism  tersebut dan pengenalan alat untuk menangani kebiasaan ini sehingga dapat mencegah terkikisnya gigi-geligi dan menghilangkan rasa nyeri pada wajah dan sendi rahang yang biasa menyertai kelainan ini.

Bruxism pada Gigi atas

      Bruxism  dan faktor penyebabnya.
  Bruxism adalah kebiasaan buruk yang tidak disadari, yang terjadi pada saat tidur, yaitu dengan menggerinda gigi-geliginya sendiri (antara gigi-geligi atas dan bawah) dengan kekuatan tekanan yang sangat besar dan berulang-ulang sehingga menimbulkan suara berisik. Ini ibarat mengunyah permen karet tanpa permen karetnya, sehingga selalu menimbulkan pergerakan rahang.

  Kebiasaan buruk ini sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikologis yaitu stress dan kecemasan, karena stress atau kecemasan pada siang hari akan diikuti oleh tingkat aktifitas otot rahang yang lebih tinggi di malam harinya.

          Anak-anak yang hidup dalam lingkungan dengan disiplin yang tinggi (misalnya dalam lingkungan kehidupan militer), perpindahan tempat tinggal dari satu daerah ke daerah yang lain dengan bahasa dan budaya yang berbeda serta tingkat psikologis yang dimiliki anak, dapat menjadi faktor timbulnya kelainan ini.

    Gejala Klinis.
  Gejala yang timbul akibat bruxism bervariasi, diantaranya yaitu :
  •     Anak sering mengeluh pusing/ sakit kepala.
  •     Nyeri pada otot wajah dan otot rahang yang dapat meluas sampai ke tulang tengkorak/kepala, keleher bahkan ke punggung.
  • Rasa lelah yang berlebihan saat bangun tidur dan kadang sulit untuk membuka mulutnya lebar-lebar karena rahang terasa kaku.
  • Kebiasaan bruxism yang terus berlanjut, dapat menyebabkan abrasi/ terkikisnya gigi-geligi susu dan permanent.
  •  Jika masih berlanjut  sampai  dewasa, maka dapat menyebabkan penyakit/ kelainan pada  tulang rahang, gusi dan sendi rahang (Temporomandibular Disorder).
          Penanganan awal terhadap penderita bruxism dapat membantu mengurangi Temporomandibular Disorder  seperti rasa sakit/ nyeri pada wajah dan sendi rahang serta keterbatasan gerak rahang, yang bisa terjadi di kemudian hari.
  Pemakaian suatu Bite Splint dari resin acrylic / Polymethyl methacrylate (alat bantu lepasan) pada gigi-geligi adalah metode pencegahan yang paling  baik karena dapat membatasi gerak rahang yang berlebihan dan  mencegah terkikisnya  struktur gigi yang lebih jauh lagi.
        
Bite Splint

Gigi rahang bawah yang dipasangi bite splint


           Bite Splint dipakai tiap malam saat tidur dan juga selama siang hari ketika mereka mengalami tekanan psikis. Ketika tidak sedang digunakan, maka sebaiknya Splint disimpan dalam wadah berisi sedikit air.

Seorang dokter gigi perlu mempertimbangkan resiko anak dengan kebiasaan bruxism dari hasil anamnese dengan orang tua anak. Pada kondisi yang demikian, diperlukan pemutusan atau sedikitnya pengurangan rangsangan yang menyebabkan aktifitas otot meningkat, khususnya tekanan lingkungan.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa bentuk perawatan diantaranya latihan relaksasi, penggunaan obat penenang otot, bimbingan konseling dan penentraman hati yang dapat  mengurangi tekanan psikologis, serta bentuk perawatan lain yaitu penggunaan bite appliance dan occlusal adjustment yang dapat menghasilkan penurunan aktifitas bruxism secara keseluruhan. 
(drg. Hellen Amalia, Sp.KGA)

Jumat, 13 September 2013

ASESMEN KARIES

Para dokter gigi diharapkan dapat melakukan perawatan sesuai resiko perkembangan penyakit karies. Penatalaksana penyakit karies berdasarkan penemuan ilmiah sebagai contoh penerapan perawatan berdasarkan bukti ilmiah dalam kedokteran gigi. Seringkali kita melewatkan asesmen karies karena dirasakan menghabiskan waktu baik bagi dokter gigi maupun pasien. Memang sebaiknya asesmen karies tidak dilakukan bersamaan dengan tindakan perawatan. Asesmen karies dapat dilaksanakan pada awal kunjungan bila tidak diperlukan tindakan darurat, atau pada kunjungan berikutnya. Paling tidak diperlukan waktu setengah jam untuk melakukan asesmen karies, dimulai dari keasaman saliva, kondisi saliva sampai gaya hidup pasien yang bersangkutan dengan kondisi kesehatan gigi mulutnya melalui proses tanya-jawab.

Seharusnya kita memang lebih memperhatikan kondisi kesehatan gigi dan mulut pasien melalui tindakan preventif. Hal yang utama dilakukan adalah melakukan perubahan pemeriksaan dengan lebih terpadu dan mencari faktor resiko seperti :
1. Frekuensi pemasukan gula atau cairan, pemaparan terhadap fluoride, penambalan terakhir, pemakaian obat-obatan yang mempengaruhi aliran saliva dll.
2. Dapat melihat tahap-tahap penyakit karies mulai dari pencegahan samapai lesi karies yang parah dan memerlukan perawatan endodontik.
3. Pentingnya untuk membicarakan perawatan yang tepat bagi pasien, dengan pendekatan yang sesuai dengan karakter pasien sehingga pasien dengan sukarela melakukan perawatan sendiri di rumah dengan lebih efektif.
4. Sedapat mungkin dilakukan pencatatan perubahan dari dalamnya lesi karies atau status kavitas sepanjang perawatan sebagai catatan / data yang dapat dilaporkan nantinya.

Pada pengembangan  rencana perawatan yang tepat, seorang dokter gigi harus bisa mengkombinasikan keperluan perawatan pasien dengan perawatan berdasarkan bukti ilmiah terbaik, ditambah dengan pengalaman keahlian dari dokter giginya sendiri. Seorang dokter gigi harus selalu mengembangkan diri dengan mengidentifikasi informasi baru yang diperlukan untuk memberikan perawatan terbaik bagi para pasien. 

(drg. Sri Angky Soekanto, Ph.D)

Klinik Gigi Sehat Yogyakarta drg. Hellen Amalia, Sp. KGA


Selasa, 03 September 2013

KEDOKTERAN GIGI UMUM DEWASA

Kedokteran Gigi Umum merupakan pelayanan dan tindakan yang berupa:
  • KONSERVASI GIGI
Penambalan Gigi (Glass Ionomer maupun penambalan sinar / Light Curing), Pembuatan Jacket Crown, dan Pembuatan Mahkota.

  • ENDODONSI
Perawatan Saluran akar gigi.

  • PERIODONSI
Membersihkan Karang Gigi dan Perawatan Jaringan Periodontal lainnya.

  • EXODONSI
Pencabutan gigi, Pengobatan dan Penaganan Abscess Gigi.

  • PROSTHODONSI
Pembuatan Gigi Tiruan.













WASPADALAH...!!!!


Kalau ada gejala-gejala seperti pada rongga mulut anda :
  • Luka-luka yang tidak diketahui sebabnya.
  • Luka-luka yang tidak sembuh-sembuh / menahun.
  • Bercak putih yang tidak kunjung hilang.
  • Benjolan.
  • Gusi meradang.
  • Bisul yang bernanah.
  • Gelembung kecil yang berisi cairan.
  • Lapisan warna putih pada lidah.
JANGAN LENGAH.............
Karena kemungkinan tanda tersebut bisa merupakan penyakit berbahaya seperti TBC, GO, Syphilis, Herpes, Candidiasis atau bahkan HIV-AIDS.

ANJURAN :
Periksa ke dokter atau dokter gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
(drg. Hellen Amalia KD, Sp. KGA.)